Selasa, 31 Januari 2012

Adab Berjabat Tangan (Bersalaman)




Assalamualaikum..Bismillahi Rahmaani Rahiim
 
Ucap Muchsin mengakhiri rakaat terakhirnya, di belakangnya Hasanah istrinya mengucapkan lafaz yg sama, menandakan sholat berjamaah telah selesai,,,
seperti biasanya sejak menikah Hasanah meraih tangan suaminya lalu di salami dan di ciumnya...

"Bang..., boleh saya bertanya?" ujar Hasanah.. Setelah mereka selesai berdzikir...
"tentu saja, masalah apa?" jawab suaminya..
"tentang masalah bersalaman" imbuhnya...
"bersalaman? Ada apa?.... Bgaimana? Mengapa?.."
"begini Bang, kaum feminisme menganggap bahwa amalan bersalaman seperti tadi itu seperti bgai penghinaan trhadap perempuan, mengapa istri mesti meraih dan mencium tangan suaminya?, mengapa tidak sebaliknya? Bukankah itu kaum perempuan lebih rendah dari laki2? Dan bgaimana tanggapan abang?"

"oh itu yg di maksudkan, apakah abang pernah memerintah dan memaksa adik berbuat demikian?.."
"tidak"
"atau menganjurkan"
"tidak"
"mengapa adik melakukannya"
"mengapa yaaa? Mungkin,,
pertama: saya sering melihat ibu melakukan hal yg sama kepada bapak,,
kedua: naluri saya sbg istri memerintahkan berbuat demikian,,
ketiga: saya lihat abang senang menerimanya, dan saya bahagia jika suami merasa gembira dg sesuatu yg saya perbuat"
"apa adik merasa di rendahkan?"
"tidak"

"sebenarnya kesimpulan yg adik tanyakan tentang bersalaman, walaupun pd mulanya di lakukan penduduk yaman, namun Rasulullah SAW menganjurkan buat para muslim, bahkan Baginda menyatakan, "tiada dua orang muslim bertemu lalu berjabat tangan melainkan di ampunkan dosa keduanya sebelum berpisah, dan bersalaman adalah lambang perdamaian, bersalaman tdk mungkin di lakukan oleh dua orang yg bermusuhan dan pendendam"
"kalau mencium tangan?"
"itu jg d lakukan oleh para sahabat nabi kepada nabi Muhammad SAW"
"jadi bersalaman itu tradisi kebaikan?"

"ya... Rasulullah SAW mengingatkan kaum muslim untuk tidak meremehkan suatu kebaikan, walaupun sekedar menghadapi teman harus dg muka yg manis, apalagi menghadapi antara suami dan istri"
"jadi itukah alasan abang menerima huluran tangan saya?"
"benar, bukan atas rasa kebanggaan diri sbg suami, saya menyambuthuluran tangan itu jdk juga karena saya merasa lebih baik dari adik, abang sadar ketaqwaanlah yg menjdikan kemuliaan seseorang, mungkin jg suatu saat abang yg yang butuh dg adik, g mungkin abang dlm posisi selalu lebh baik dr adik, suatu saat abang jg perlu dorongan dan nasihat dr adik, jd apapun pendapat mereka, bersalaman akan membawa kpd perdamaian, dan ini yg harus kita hargai, sekarang gmana menurut adik?"
"abang adalah pemimpin saya, jd sayalah yg kan meraih dan mencium tangan abang, dan ini kebaikan yg mampu saya lakukan"

"jazakillah khairan, sesungguhnya lurusnya jalan suami serta ketaatan istri dlm rumah tangga inilah yg menjadi tulang punggung buat keberhasilan kepimpinan dlm keluarga ini, tiada salahnya bila nanti abang yg meraih dan mencium tangan adik, tp kenyataanya adik lah yg selalu mendahului saya"

Wassalamu'alaikum  Warahmatullahi  Wabarakatuh .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar