Assalamualaikum..Bismillahi
Rahmaani Rahiim
Ucap Muchsin mengakhiri rakaat terakhirnya, di
belakangnya Hasanah istrinya mengucapkan lafaz yg sama, menandakan sholat berjamaah
telah selesai,,,
seperti biasanya sejak menikah Hasanah meraih tangan
suaminya lalu di salami dan di ciumnya...
"Bang..., boleh saya
bertanya?" ujar Hasanah.. Setelah mereka selesai berdzikir...
"tentu saja, masalah apa?" jawab suaminya..
"tentang masalah bersalaman" imbuhnya...
"bersalaman? Ada apa?.... Bgaimana?
Mengapa?.."
"begini Bang, kaum feminisme menganggap bahwa
amalan bersalaman seperti tadi itu seperti bgai penghinaan trhadap perempuan,
mengapa istri mesti meraih dan mencium tangan suaminya?, mengapa tidak
sebaliknya? Bukankah itu kaum perempuan lebih rendah dari laki2? Dan bgaimana
tanggapan abang?"
"oh itu yg di maksudkan, apakah abang pernah
memerintah dan memaksa adik berbuat demikian?.."
"tidak"
"atau menganjurkan"
"tidak"
"mengapa adik melakukannya"
"mengapa yaaa? Mungkin,,
pertama: saya sering melihat ibu melakukan hal yg sama
kepada bapak,,
kedua: naluri saya sbg istri memerintahkan berbuat
demikian,,
ketiga: saya lihat abang senang menerimanya, dan saya
bahagia jika suami merasa gembira dg sesuatu yg saya perbuat"
"apa adik merasa di rendahkan?"
"tidak"
"sebenarnya kesimpulan yg adik tanyakan tentang
bersalaman, walaupun pd mulanya di lakukan penduduk yaman, namun Rasulullah SAW
menganjurkan buat para muslim, bahkan Baginda menyatakan, "tiada dua orang
muslim bertemu lalu berjabat tangan melainkan di ampunkan dosa keduanya sebelum
berpisah, dan bersalaman adalah lambang perdamaian, bersalaman tdk mungkin di
lakukan oleh dua orang yg bermusuhan dan pendendam"
"kalau mencium tangan?"
"itu jg d lakukan oleh para
sahabat nabi kepada nabi Muhammad SAW"
"jadi bersalaman itu tradisi kebaikan?"
"ya... Rasulullah SAW mengingatkan kaum muslim
untuk tidak meremehkan suatu kebaikan, walaupun sekedar menghadapi teman harus
dg muka yg manis, apalagi menghadapi antara suami dan istri"
"jadi itukah alasan abang menerima huluran tangan
saya?"
"benar, bukan atas rasa kebanggaan diri sbg suami,
saya menyambuthuluran tangan itu jdk juga karena saya merasa lebih baik dari
adik, abang sadar ketaqwaanlah yg menjdikan kemuliaan seseorang, mungkin jg
suatu saat abang yg yang butuh dg adik, g mungkin abang dlm posisi selalu lebh
baik dr adik, suatu saat abang jg perlu dorongan dan nasihat dr adik, jd apapun
pendapat mereka, bersalaman akan membawa kpd perdamaian, dan ini yg harus kita
hargai, sekarang gmana menurut adik?"
"abang adalah pemimpin saya, jd sayalah yg kan
meraih dan mencium tangan abang, dan ini kebaikan yg mampu saya lakukan"
"jazakillah khairan,
sesungguhnya lurusnya jalan suami serta ketaatan istri dlm rumah tangga inilah
yg menjadi tulang punggung buat keberhasilan kepimpinan dlm keluarga ini, tiada
salahnya bila nanti abang yg meraih dan mencium tangan adik, tp kenyataanya
adik lah yg selalu mendahului saya"
Wassalamu'alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar