Assalamualaikum..Bismillahi Rahmani Rahiim
Datang seseorang melarat kepada sang pemimpin
mengeluhkan kondisinya yang sangat lapar. Sang pemimpin pun bertanya kepada
isterinya kalau-kalau ada sesuatu yang dapat disuguhkan kepada tamunya.
Ternyata di rumah sang pemimpin yang ada hanya
air. Sang pemimpin pun bertanya kepada orang-orang di sekelilingnya, “Siapa
yang bersedia menjamu tamuku ini?” “Saya;” kata
seseorang.
Lalu orang ini pun segera pulang ke rumahnya
sendiri membawa tamunya. “Saya membawa tamunya pemimpin kita, tolong sediakan
makanan untuk menjamunya!” katanya kepada isterinya. “Wah, sudah tidak ada
makanan lagi, kecuali persediaan untuk anak-anak kita;” bisik sang isteri. “Sibukkan mereka;” kata suaminya lirih,
“kalau datang waktunya makan, usahakan mereka tidur. Nanti kalau si tamu akan
masuk untuk makan, padamkan lampu dan kita pura-pura ikut makan, ya!”
Demikianlah keluarga itu menjalankan skenario
kepala rumah tangganya. Dan mereka menahan lapar mereka sendiri hingga pagi. Esok harinya sebelum laporan, sang pemimpin
yang tidak lain adalah Rasulullah saw, sudah menyambut kepala rumah tangga
–seorang shahabat Anshor– itu dengan tersenyum, sabdanya: “Allah takjub
menyaksikan perlakuan kalian berdua terhadap tamu kalian semalam.”
Wa Salamu Alaikum Warohamatullahi Wabarakatuh..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar