Assalamualaikumwarohmatullahi
wabarokatuuh
Bismillahirahmanirahiim
Bulan Juni…Sebuah bulan yang
penuh kenangan indah dan tetesan air mata bahagia. Pun, bulan Juni adalah bulan
penuh linangan air mata duka. Setahun yang lalu, 14 Juni 2009, Allah memanggil
kekasihku menghadap-Nya
.
Ikatan suci pernikahan yang
menyatukan kami, membuat hari-hari indah laksana alam surgawi ternyata begitu
singkat, hanya enam tahun lebih tiga belas hari. Kenangan-kenangan indah
bersamanya terpatri kuat dalam hati. Tiada pernah terlupa tetesan air matanya
saat melepas masa lajang dan ketika menemaniku berjuang melahirkan anak-anak.
Akan selalu kusimpan rapi dalam memoriku, jasa-jasa beliau menemani hari-hari
hingga detik-detik akhir hayat
Hanya ada Ibunda tersayang ,
wanita yang melahirkan dan membesarkanku. Ketika itu, beliau hadir menghibur dan menguatkanku. Kini tiada lagi
belahan jiwa yang menemani hari-hariku. Tiada lagi sahabat sejati, tempat aku
mencurahkan perasaan dan berbagi suka duka. Tiada lagi sosok ayah berwibawa
yang bersama-sama mengasuh dan membesarkan buah hati kami.
Tiada lagi laki-laki pencari
nafkah untuk keluarga. Sungguh … aku benar-benar kehilangannya, kehilangan
separuh jiwaku. Kehilangan yang teramat sangat, hingga muka ini kerap bercadar
air mata. Kusadari dalam hidup ini impian tak selamanya berdampingan dengan kenyataan. Kala perih dan pilu
menyelimuti sanubari, selalu terselip nasihat untuk diri. Kuingatkan diriku
bahwa seharusnya aku tersenyum bahagia karena Allah telah memilih kekasih
hatiku untuk segera menemui-Nya.
Kuyakin Ia Yang
Mahasegalanya akan membahagiakan belahan jiwaku di alam sana. Pun, kuyakin Yang
Mahakuasa tak akan membiarkanku bergulat dengan beban kehidupan ini seorang
diri. Dengan caranya yang luar biasa -yang mungkin tidak bisa dinalar dengan
logika manusia- akan selalu ada uluran tangan-Nya untuk kami.
Aku selalu terinspirasi oleh
kisah ketegaran dan ketawakalan Bunda Hajar. Suaminya, Nabi Ibrahim
meninggalkan beliau dan anak semata wayangnya Ismail di suatu padang tandus
yang bahkan tidak ada rumput tumbuh.
Kala itu Hajar bertanya,
”Apakah Allah yang memerintahkan kepadamu untuk melakukan ini?” Ketika kekasih
Allah itu membenarkan pertanyaannya, maka Hajar berkata, ”Kalau Allah yang
memerintahkan demikian, niscaya Dia tidak akan menyia-nyiakan kami.” Sebuah
kalimat yang menunjukkan ketegaran, kekuatan iman, dan ketawakalan jiwa yang
luar biasa.
Ibrahim pun telah pergi dari
sisi Hajar. Setelah perbekalannya hampir habis, Hajar berlari menuju Bukit Shafa,
berharap bertemu dengan suatu kafilah yang lewat untuk dimintai pertolongan.
Ketika tak ditemui seorangpun, beliau turun untuk menuju Bukit Marwah.
Begitulah, beliau dengan panik, gelisah, dan khawatir, mondar-mandir hingga
tujuh kali karena Ismail terus menerus menangis kehausan. Demikian juga dengan
Hajar, beliau pun kehausan hingga tak keluar air susunya.
Allah Maha Menepati Janji,
Ia memberikan rezeki pada hamba-Nya dari arah yang tidak disangka-sangka. Di
tengah kekalutan, muncullah mata air yang letaknya dekat dengan Ismail. Hajar
bergegas menuju mata air tersebut dengan penuh rasa syukur. Tak berapa lama
kemudian muncullah suatu kafilah yang meminta izin kepada Hajar untuk mengambil
air Zam-zam dan bermaksud untuk tinggal di lembah itu. Sejak saat itu, Hajar
dan puteranya tak sendirian lagi.
Kita memang harus banyak
belajar menjadi wanita tegar, setegar Ibunda Hajar. Kuyakin, Allah tak akan
meninggalkan kita. Ia selalu mendengarkan isak tangis, keluh kesah dan rintihan
kita. Ia juga akan mengabulkan segala pinta kita, yang terbaik bagi kita. Maka
kini kukembali bersimpuh di hadapan-Nya, kuserahkan jiwa dan raga diiringi
lantunan doa.Sebagai Hamba dan Orang Tua Tunggal Untuk Anakku..
Rabbi…
Datang…
Datanglah Engkau…
Rengkuhlah aku…
Dalam belaian cinta-Mu
Dalam pelukan kasih-Mu
Rabbi…
Datang…
Datanglah Engkau…
Dengan tangan -Mu
Dengan keagungan-Mu
Mengangkat beban di pundakku
Rabbi…
Mahakasih-Mu
Mahakuasa-Mu
Menyuburkan samudera asa di
jiwaku
Selamat Jalan Wahai Suamiku
Tercinta..Yang ada kini hanya aku seorang diri untuk membesarkan dan membimbing
anakmu ini. Semoga Engkau Tenang serta damai ditempatmu yang baru.. Inna
Lillahi Wa inna Ilaihi Rojiun
Wassalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuuh.
http://bimoseptiadi.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar