Assalamualaikum Warahmatullahi
Wabarakatuuh
Bismillahi Rahmani Rahiim…
Saya adalah pendatang disuatu
daerah. Dipasar kota tersebut, saya membuka membuka usaha kecil-kecilan. Berupa
penyewaan play station ( PS ) dan rental VCD. Di depan toko ada tukang parkir. Selain tukang parkir dia
adalah preman pasar. Preman ini sering berulah di depan toko saya. Sehingga ini
membuat pelanggan saya menjadi kurang nyaman. Geram rasanya jika karena ulahnya
pelanggan saya pergi. Dan ini sudah terjadi berulang kali. Mungkin karena saya
pendatang sehingga dia berulah demikian.
Meski begitu, preman pasar ini sudah
beberapa kali meminjam play station ketempat saya, dan dia mengembalikan tepat
waktu, dan saya selalu memberikan special discount kepadanya karena terpaksa.
Suatu malam, tepatnya pukul 12 malam
preman ini berjalan -jalan dilorong gang menuju rumah saya. Preman itu jalan
sempoyongan sambil mengomel. Saat di depan rumah dia memanggil-manggil nama
saya dengan sangat tidak sopan. Ingin rasanya saya tonjok hidungnya. Sayapun
keluar, penampilan preman malam itu sangat semrawut, kepalanya sedang diperban
yang terlihat berdarah, sambil membawa kampak. Dia terlihat dalam emosi yang
tinggi. Dan dia pun meninju berulang kali ke arahku. Namun bisa kuhindari.
Pikir saya, buat apa berurusan dengan preman ini, daripada kedepan timbul
masalah, mending saya tenangkan dia.
Saya tenangkan dengan meminta kapak yang dia
bawa, tenyata dia menyerahkan kampak itu ke saya.
Beberapa saat kemudian dia
mengemukakan bahwa dia ingin meminjam PS ke saya, sayapun melayani. Setelah
preman itu pulang, hati kecil ku berkata, masak harus mengalah terus. Kalau
mengalah nanti akan diinjek-injek terus. Akhirnya saya memutuskan, esok hari
akan saya tantang preman itu untuk duel secara jantan.
Pagi harinya, sampai dua hari saya
mencari-cari preman itu. Namun tidak ketemu. Hingga bertemu dengan orang tuanya
yang mengatakan bahwa si preman sudah berada di Kantor polisi. Dia ditangkap
setelah dari rumah saya, lengkap dengan PS ditangannya. Tuduhan polisi kepada
nya diantaranya membuat keributan di pasar, serta mencuri PS dari rumah
penduduk. Owh baru tau saya ternyata kampak yang dibawa ke rumah saya itu
digunakan untuk membuat keributan.
Setelah mengetahui si preman
ditangkap polisi saya kemudian menuju kantor polisi untuk menjenguknya. Namun
dalam laporan ke Polisi saya tidak melaporkan si preman sebagai pencuri dia
hanya meminjam dari saya serta saya terangkan bahwa dia adalah langganan saya.
Mengenai kejadian malam itu, sewaktu dia berusaha memukulku juga tidak saya
ceritakan. Malah sewaktu saya menjenguk nya saya coba menenangkan dia, serta
menanyakan apa yang perlu di Bantu. Jack mengeluh saat itu dia sakit gigi dan
tidak punya uang untuk membeli obat. Kemudian saya membelikan obat dan rokok
serta uang alakadarnya guna membeli makanan selama ditahan di kantor polisi.
Sehabis mengisi formulir pengambilan
barang dikantor polisi, saya kemudian pulang. Seminggu kemudian si preman
tiba-tiba muncul didepan rumahku dan tiba-tiba dia menujuku dengan
terburu-buru, dia memelukku dan menangis dipundakku. Dia mengucapkan terima
kasih atas bantuanku sewaktu dia berada di kantor polisi. Dia percaya dengan
kedatangan saya kekantor polisi tuduhan pencurian dapat dihindari.
Saat ini si preman masih berprofesi
sebagai tukang parkir, namun sikapnya sudah berubah dibandingkan sebelum dia
ditangkap. Hampir setiap kali dia bertemu denganku, dia selalu menyapa dan
tersenyum.
Sekali-sekali Preman itu
mengajak berbincang,Sambil bersenda
gurau saya beri nasehat:
Dendam dan amarah tidak akan menyelesaikan
sebuah persoalan. Setiap persoalan seyogyanya dihadapi dengan kepala
dingin dan diputuskan dengan bijak.Usahakan membantu kesulitan orang lain,
meskipun orang tersebut memusuhimu
Untuk mengubah sikap seseorang
perlu diberikan peringatan, namun juga menyentuh Kalbu nya ditambah dengan sikap
dan perbuatan yang baik.
Preman Itu dengan serius mendengar
Nasehat yg saya utarakan bahwa sesuatu yang membara jika dihadapi dengan api,
maka yang ada hanya kehancuran. Sebagaimana kekerasan yang dihadapi dengan
kekerasan pula. Maka kehancuran yang didapat. Dengan melebur rasa dendam,
maka akan meleburkan pula rasa amarah, menumbuhkan kasih sayang dan
persahabatan.
Saya Nasehati juga agar Ia menjadikan
dirinya orang yang beruntung, bukan orang
yang merugi dan kecewa. Dendam
adalah tumpukan sampah di Hati (Qolbu)
dan membuat pemiliknya semakin tersiksa
dan menderita. Akhirnya Preman Itu Menyadari Bahwa Masih Banyak Kekurangan
yang dia miliki..
Saya Katakan juga kepada Preman itu
“Bukankah Allah juga maha memaafkan atas kekurangan, kelemahan dan kekhilafan
manusia?”
Preman Itu tidak segan mengakui
Kesalahan-2nya selama ini karena Ia Dangkal dengan Ilmu.. Baik Agama dan
Pendidikan.
“Lalu, mengapa Kamu tidak banyak belajar untuk mencukupkan diri
hanya dengan Allah Subhanahu Wata’ala, saja?”
Ketika seseorang memenuhi hati, pikiran dan
hari harinya hanya dengan Allah, maka sanjungan atau makian bukanlah suatu Beban
yang harus dipikirkan, dibenci atau disenangi orang bukan suatu masalah yang
dapat mengganti jati diri kita. Ya, jati diri seorang yang baik. Bukan jati
diri pendendam
Akhirnya Preman Itu Berjanji Untuk Merubah Semua Sifat dan
Sikapnya…
Amiiin..Amiiin Ya Rabbal Al Amiin.
Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuuh. (AN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar