Minggu, 05 Februari 2012

Hidayah Datang Dan Melunturkan Dendamnya



Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuuh
Bismillahi Rahmani Rahiim…

Saya adalah pendatang disuatu daerah. Dipasar kota tersebut, saya membuka membuka usaha kecil-kecilan. Berupa penyewaan play station ( PS ) dan rental VCD. Di depan toko ada tukang parkir. Selain tukang parkir dia adalah preman pasar. Preman ini sering berulah di depan toko saya. Sehingga ini membuat pelanggan saya menjadi kurang nyaman. Geram rasanya jika karena ulahnya pelanggan saya pergi. Dan ini sudah terjadi berulang kali. Mungkin karena saya pendatang sehingga dia berulah demikian.

Meski begitu, preman pasar ini sudah beberapa kali meminjam play station ketempat saya, dan dia mengembalikan tepat waktu, dan saya selalu memberikan special discount kepadanya karena terpaksa.
Suatu malam, tepatnya pukul 12 malam preman ini berjalan -jalan dilorong gang menuju rumah saya. Preman itu jalan sempoyongan sambil mengomel. Saat di depan rumah dia memanggil-manggil nama saya dengan sangat tidak sopan. Ingin rasanya saya tonjok hidungnya. Sayapun keluar, penampilan preman malam itu sangat semrawut, kepalanya sedang diperban yang terlihat berdarah, sambil membawa kampak. Dia terlihat dalam emosi yang tinggi. Dan dia pun meninju berulang kali ke arahku. Namun bisa kuhindari. Pikir saya, buat apa berurusan dengan preman ini, daripada kedepan timbul masalah, mending saya tenangkan dia.
Saya tenangkan dengan meminta kapak yang dia bawa, tenyata dia menyerahkan kampak itu ke saya. 

Beberapa saat kemudian dia mengemukakan bahwa dia ingin meminjam PS ke saya, sayapun melayani. Setelah preman itu pulang, hati kecil ku berkata, masak harus mengalah terus. Kalau mengalah nanti akan diinjek-injek terus. Akhirnya saya memutuskan, esok hari akan saya tantang preman itu untuk duel secara jantan.
Pagi harinya, sampai dua hari saya mencari-cari preman itu. Namun tidak ketemu. Hingga bertemu dengan orang tuanya yang mengatakan bahwa si preman sudah berada di Kantor polisi. Dia ditangkap setelah dari rumah saya, lengkap dengan PS ditangannya. Tuduhan polisi kepada nya diantaranya membuat keributan di pasar, serta mencuri PS dari rumah penduduk. Owh baru tau saya ternyata kampak yang dibawa ke rumah saya itu digunakan untuk membuat keributan.

Setelah mengetahui si preman ditangkap polisi saya kemudian menuju kantor polisi untuk menjenguknya. Namun dalam laporan ke Polisi saya tidak melaporkan si preman sebagai pencuri dia hanya meminjam dari saya serta saya terangkan bahwa dia adalah langganan saya. Mengenai kejadian malam itu, sewaktu dia berusaha memukulku juga tidak saya ceritakan. Malah sewaktu saya menjenguk nya saya coba menenangkan dia, serta menanyakan apa yang perlu di Bantu. Jack mengeluh saat itu dia sakit gigi dan tidak punya uang untuk membeli obat. Kemudian saya membelikan obat dan rokok serta uang alakadarnya guna membeli makanan selama ditahan di kantor polisi.

Sehabis mengisi formulir pengambilan barang dikantor polisi, saya kemudian pulang. Seminggu kemudian si preman tiba-tiba muncul didepan rumahku dan tiba-tiba dia menujuku dengan terburu-buru, dia memelukku dan menangis dipundakku. Dia mengucapkan terima kasih atas bantuanku sewaktu dia berada di kantor polisi. Dia percaya dengan kedatangan saya kekantor polisi tuduhan pencurian dapat dihindari.
Saat ini si preman masih berprofesi sebagai tukang parkir, namun sikapnya sudah berubah dibandingkan sebelum dia ditangkap. Hampir setiap kali dia bertemu denganku, dia selalu menyapa dan tersenyum.
Sekali-sekali Preman itu mengajak  berbincang,Sambil bersenda gurau saya beri nasehat:

Dendam dan amarah tidak akan menyelesaikan sebuah persoalan. Setiap persoalan seyogyanya dihadapi dengan kepala dingin dan diputuskan dengan bijak.Usahakan membantu kesulitan orang lain, meskipun orang tersebut memusuhimu
Untuk mengubah sikap seseorang perlu diberikan peringatan, namun juga menyentuh Kalbu nya ditambah dengan sikap dan perbuatan yang baik.
Preman Itu dengan serius mendengar Nasehat yg saya utarakan bahwa sesuatu yang membara jika dihadapi dengan api, maka yang ada hanya kehancuran. Sebagaimana kekerasan yang dihadapi dengan kekerasan pula. Maka kehancuran yang didapat.  Dengan melebur rasa dendam, maka akan meleburkan pula rasa amarah, menumbuhkan kasih sayang dan persahabatan.

Saya Nasehati juga agar Ia menjadikan dirinya  orang yang beruntung, bukan orang yang merugi dan kecewa. Dendam adalah tumpukan  sampah di Hati (Qolbu) dan  membuat pemiliknya semakin tersiksa dan menderita. Akhirnya Preman Itu Menyadari Bahwa Masih Banyak Kekurangan yang dia miliki..
Saya Katakan juga kepada Preman itu “Bukankah Allah juga maha memaafkan atas kekurangan, kelemahan dan kekhilafan manusia?”
Preman Itu tidak segan mengakui Kesalahan-2nya selama ini karena Ia Dangkal dengan Ilmu.. Baik Agama dan Pendidikan.
“Lalu, mengapa Kamu  tidak banyak belajar untuk mencukupkan diri hanya dengan Allah Subhanahu Wata’ala, saja?”

Ketika seseorang memenuhi hati, pikiran dan hari harinya hanya dengan Allah, maka sanjungan atau makian bukanlah suatu Beban yang harus dipikirkan, dibenci atau disenangi orang bukan suatu masalah yang dapat mengganti jati diri kita. Ya, jati diri seorang yang baik. Bukan jati diri pendendam
Akhirnya Preman Itu Berjanji Untuk Merubah Semua Sifat dan Sikapnya…
Amiiin..Amiiin Ya Rabbal Al Amiin.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuuh.  (AN)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar