Jumat, 03 Februari 2012

Kemulyaan Itu Diraih Dengan Membesarkan Hatinya



Assalamualaikum ..Bismillahi Rahmaani Rahiim..

Dua orang yang mempunyai penyakit serius menempati kamar yang sama di Rumah Sakit.
Pasien yang satu, setiap  siang hari dibolehkan duduk  selama  satu jam  supaya  cairan yang ada  di paru-parunya cepat hilang dan tempat  tidurnya terletak di sebelah jendela satu-satunya di kamar itu.Sedang Pasien yang satunya lagi hanya dapat  berbaring di atas  punggungnya  setiap hari.

Kedua  orang  ini berbicara tentang  istri, keluarga, rumah tangga, pekerjaan dan keterlibatan mereka dalam tugas-tugas  militer.
Setiap  siang, ketika pasien yang dekat  jendela  duduk, ia  menghabiskan waktunya bercerita kepada  teman  sekamarnya tentang  semua yang ia lihat dari balik jendela.
Teman sekamarnya selama satu  jam hidup  dalam dunia yang  lebih luas. Kegiatan dan  warna dunia  luar  membuatnya lebih bergairah hidup.

Jendela  itu  menghadap  ke taman yang di dalamnya ada telaga  yang  indah.
Angsa  dan  itik bermain di atas  air sementara anak-anak  melayarkan  kapal-kapal mainannya. Sepasang  kekasih jalan bergandeng  tangan di antara bunga-bunga yang berwarna-warni  seperti pelangi.

Pohon tua yang besar menambah indahnya pemandangan.
Garis bayangan  kota  terlihat  di kejauhan. Setiap kali pasien yang di dekat jendela menjelaskan semuanya  secara indah dan rinci, teman  sekamarnya  memejamkan mata  membayangkan pemandangan  itu.
Suatu siang yang hangat, pasien yang di dekat jendela menceritakan parade yang lewat.

Meskipun teman sekamarnya sama sekali tidak mendengar suara drum band, tapi ia dapat melihat parade itu dalam pikirannya karena temannya menggambarkannya dengan jelas. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan.

Suatu  pagi, perawat yang datang membawakan air untuk  mandi mereka mendapati tubuh  pasien dekat  jendela sudah  tidak  bernyawa.
Ia  meninggal dengan  penuh  kedamaian dalam  tidurnya.
Perawat  yang  selama ini telah  merawatnya merasa sedih.
Ia  memanggil karyawan rumah sakit untuk  memindahkan mayat  itu.

Setelah  menganggap layak waktunya, pasien yang lain bertanya apakah ia boleh pindah ke dekat jendela. Perawat  tidak keberatan  dengan  pergantian tempat ini.
Setelah  merasa bahwa sang pasien telah berbaring dengan  nyaman di sebelah jendela, sang perawat  pergi  meninggalkannya sendiri.

Perlahan-lahan  dengan  menahan sakit, pasien itu menggunakan sikunya agar tubuhnya naik dan dapat  melongok ke jendela.
Akhirnya ia bakal  melihat pemandangan indah  itu dengan  mata kepalanya   sendiri.
Ia tegangkan  badannya lalu perlahan-lahan berputar  untuk  melihat ke jendela.
Betapa  kagetnya  ketika ia mengetahui bahwa di balik jendela itu hanya tembok belaka.

Si pasien  lalu  menceritakan  kejadian yang dialaminya kepada  perawat.
“Apa gerangan  yang  membuat teman sekamarku berbuat demikian?” Tanya si pasien kepada perawat.
“Lelaki  itu  sesungguhnya buta, tembok yang ada  di seberang  jendela  itu pun  tak  dapat dilihatnya.” Jelas si perawat.
“Mungkin  ia ingin  membesarkan hatimu…….!!!”

Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun.. Allahu Akbar…
Selamat  Jalan  Saudaraku. Sungguh  Sangat  Mulya  Hatimu.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh .

(An)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar