Minggu, 17 Juni 2012

Penyesalan Yang Luar Biasa..


(Kisah Nyata dari Amman – Jordan)

Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuuh

Sepasang wanita muda sedang bersantai di sebuah bar hotel, dengan pemandangan “Laut Mati” (Dead Sea), sekitar 40 km dari kota Amman. Mereka menikmati “tequilla”, salah satu minuman keras yang paling umum disana ~ sebelum kemudian mereka beranjak pulang.

Ketika dalam perjalanan pulang, keduanya menyaksikan seorang wanita yang tergeletak di tengah jalan, keadaannya sangat mengerikan. Wanita itu sangat dikenal oleh keduanya, seorang PSK yang selalu mabuk dari hasil kerjaannya. Ia tewas ketika menyeberang dalam keadaan mabuk. Tubuhnya yang kurus dengan perut yang buncit itu dihantam sebuah truk hingga terlempar. Tulang kepalanya remuk. Paha kanannya terpisah dari tubuhnya. Perutnya robek serta terlihat kepala bayi kecil tersembul dari perut ibunya yang bermandikan darah dan arak. Pemandangan menyeramkan itu membuat kedua wanita itu jatuh pingsan.

***

Keesokan harinya kedua wanita itu bertemu di sebuah mall di kota Amman. Akan tetapi yang satu sudah jauh berubah, ia telah mengenakan jilbab. Wajahnya memancarkan cahaya taubat, kelopak matanya membengkak karena banyak menangis. Sehingga wanita kedua tampak kaget, “Hei, apa aku tak salah lihat?” serunya dengan keheranan.

Wanita pertama berkata lirih, “Aku takut dan malu pada-Nya, aku jijik terhadap diriku, aku rindu pada keindahan, pada kesucian dan kemuliaan, hanya Tuhanku yang mau memaafkanku, hanya Dia yang dapat memuliakan dan menyucikanku…” Belum selesai ia berbicara wanita kedua sudah berlalu dari hadapannya.

***

Tiga bulan berlalu. Kedua wanita itu tak pernah berhubungan lagi. Wanita pertama sedang asyik melewatkan sore harinya bersama Al-Qur’an, yang dulu sore harinya ia habiskan bersama tequilla. Tiba tiba ponselnya berbunyi. Dengan sangat berat ia berhenti dan menjawab telepon, dan ternyata si penelepon adalah temannya yang sudah tiga bulan tak pernah mau berhubungan dengannya.

Temannya berkata, “Bagaimana sih caranya bertaubat?” Dengan gembira wanita shalihah itu menjelaskannya. Tetapi temannya terdiam dan berkata dengan berat, “Sholat?, pake jilbab?, aduh malas ah, aku berat melakukannya.” Wanita shalihah itu terus memberi pengertian. Namun temannya memang kepala batu, seraya berkata, “ngga’ deh, aku belum mau jadi biarawati!”, ia memutus hubungan teleponnya.

***

Tiga hari kemudian, wanita shalihah itu mendapat kabar bahwa temannya telah menemui ajalnya. Ia bergegas untuk melayat ke rumah temannya. Ia tiba di rumah temannya bersamaan dengan ibu dari temannya tersebut. Namun ternyata mereka datang terlambat, penguburan sudah usai! Selanjutnya apa yang terjadi? Ternyata si ibu memaksa untuk melihat jenazah anaknya untuk yang terakhir kalinya, sehingga membuat para hadirin menjadi bingung. Mereka berusaha menyabarkan si ibu, namun ibu itu terus memaksa dengan terus merobeki bajunya. Akhirnya permintaannya pun dengan berat diterima, kuburan itu di gali lagi.

Dan ketika penggalian sampai pada kayu penutup mayat, mereka tercengang, karena ternyata kayu-kayu itu sudah hancur. Lebih mencengangkan lagi, kain kafannya juga sudah hancur berserakan, mayatnya hangus terbakar, rambutnya kaku bagai sapu ijuk, kedua bola matanya berada dipipinya dalam keadaan kuncup bagaikan buah kering yang terbakar. Lidahnya terjulur keluar dari mulut, mata dan telinganya mengalirkan asap yang berbau daging hangus.

Semua yang menyaksikan pemandangan itu terlonjak mundur. Ibu dan wanita shalihah itu sudah sedari tadi jatuh pingsan. Para penggali kubur yang sebelumnya melompat keluar dari liang itu segera menimbun kembali dengan cepat dan lari meninggalkan pusara.

Wanita shalihah itu semakin giat beribadah, sedang si ibu menjadi penghuni rumah sakit jiwa. Dan kubur itu menjadi kuburan terakhir yang dimakamkan di pemakaman itu, karena tak ada lagi orang yang mau menguburkan keluarganya di makam itu. Na’udzu billah.

***

“Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir.” (QS Al Hasyr-21).

***

Semoga Bermanfaat

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuuh

(By:Masroer Tour)
---ooo000ooo---

Senin, 11 Juni 2012

Nikmat Iman Pemuda Pedagang Kain



Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuuh

Ada seorang pemuda yang perkerjaannya menjual kain. Setiap hari dia memikul kain-kain dagangannya dan berkeliling dari rumah ke rumah. Kain dagangan pemuda ini dikenal dengan nama “Faraqna” oleh orang-orang. Walaupun pekerjaannya sebagai pedagang, tetapi pemuda ini sangat tampan dan bertubuh tegap, setiap orang yang melihat pasti menyenanginya.

Pada suatu hari, saat dia berkeliling melewati jalan-jalan besar, gang-gang kecil dan rumah-rumah penduduk sambil berteriak menawarkan dagangannya: “faraqna-faraqna”, tiba-tiba ada seorang wanita yang melihatnya. Si wanita itu memanggil dan dia pun menghampirinya. Dia dipersila-kan masuk ke dalam rumah. Di sini si wanita terpesona melihat ketampanannya dan tumbuhlah rasa cinta yang begitu besar dalam hatinya. Lalu si wanita ini berkata: “Aku memanggilmu tidak untuk membeli daganganmu., tetapi aku memanggilmu karena kecintaanku kepadamu. Dan di rumah ini sekarang sedang kosong.”

Selanjutnya, si wanita ini membujuk dan merayunya agar mau berbuat ’sesuatu’ dengan dirinya. Pemuda itu menolak, bahkan dia mengingatkan si wanita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menakut-nakutinya dengan azab yang pedih di sisiNya. Tetapi sayang, nasihat itu tidak membuahkan hasil apa-apa, bahkan sebaliknya, si wanita menjadi tambah ber-hasrat. Dan memang biasa, orang itu senang dan penasaran dengan hal-hal yang dilarang…

Akhirnya, karena si pemuda ini tidak mau melakukan yang haram, si wanita malah mengancam, katanya: “Bila engkau tidak mau menuruti perintahku, aku akan berteriak kepada semua orang dan aku akan katakan kepada mereka, bahwa engkau telah masuk ke dalam rumahku dan ingin merenggut kesucianku. Dan mereka akan mempercayaiku karena engkau telah berada dalam rumahku, dan sama sekali mereka tidak akan mencurigaiku.”

Setelah si pemuda itu melihat betapa si wanita itu terlalu memaksanya untuk mengikuti keinginan-nya berbuat dosa, akhirnya dia berkata: “Baiklah, tapi apakah engkau mengizinkan aku untuk ke kamar mandi agar bisa membersihkan diri dulu?” Betapa gembiranya si wanita mendengar jawaban ini, dia mengira bahwa ke-inginannya sebentar lagi akan terpenuhi. Dengan penuh semangat dia menjawab: “Bagaimana tidak wahai kekasih dan buah hatiku, ini adalah sebuah ide yang bagus.”

Kemudian masuklah si pemuda ke kamar mandi, semen-tara tubuhnya gemetar karena takut dirinya terjerumus dalam kubangan maksiat. Sebab, wanita itu adalah perang-kap syaitan dan tidak ada seorang laki-laki yang menyendiri bersama seorang wanita kecuali syaitan akan menjadi pihak ketiga. “Ya Alah, apa yang harus aku perbuat.

Berilah aku petunjukMu, wahai Dzat yang dapat memberi petunjuk bagi orang-orang yang kebingungan.” Tiba-tiba, timbullah ide dalam benaknya. “Aku tahu benar, bahwa termasuk salah satu kelompok yang akan dinaungi oleh Allah dalam naunganNya pada hari yang tidak ada naungan saat itu kecuali naunganNya adalah seorang laki-laki yang diajak berbuat mesum oleh wanita yang mempunyai kedudukan tinggi dan wajah yang cantik, kemudian dia berkata: ‘Aku takut kepada Allah.’ Dan aku yakin bahwa orang yang meninggalkan sesuatu karena takut kepadaNya, pasti akan mendapat ganti yang lebih baik…

dan seringkali satu keinginan syahwat itu akan melahirkan penyesalan seumur hidup… Apa yang akan aku dapatkan dari perbuatan maksiat ini selain Allah akan mengangkat cahaya dan nikmatnya iman dari hatiku… Tidak… tidak … Aku tidak akan mengerjakan perbuatan yang haram… Tetapi, apa yang harus aku kerjakan. Apakah aku harus melemparkan diri dari jendela ini? Tidak bisa, jendela itu tertutup rapat dan sulit dibuka. Kalau begitu, aku akan mengolesi tubuhku dengan kotoran-kotoran yang ada di WC ini, dengan harapan, bila nanti dia melihatku dalam keadaan begini, dia akan jijik dan akan membiarkanku pergi.”

Ternyata memang benar, ide yang terakhir ini yang dia jalankan. Dia mulai mengolesi tubuhnya dengan kotoran-kotoran yang ada di situ. Memang menjijikkan. Setelah itu dia menangis dan berkata: “Ya Rabbi, hai Tuhanku, perasaan takutku kepadaMu itulah yang mendorongku melakukan hal ini. Oleh karena itu, karuniakan untukku ‘kebaikan’ sebagai gantinya.” Kemudian dia keluar dari kamar mandi, tatkala melihatnya dalam keadaan demikian, si wanita itu berteriak: “Keluar kau, hai orang gila!” Dia pun cepat-cepat keluar dengan perasaan takut diketahui orang-orang, jika mereka tahu, pasti akan berkomentar macam-macam tentang dirinya.

Dia mengambil barang-barang dagangannya kemudian pergi berlalu, sementara orang-orang yang di jalan tertawa melihatnya. Akhirnya dia tiba di rumahnya, di situ dia bernafas lega. Lalu menanggalkan pakaiannya, masuk kamar mandi dan mandi membersihkan tubuhnya dengan sebersih-bersihnya.

Kemudian apa yang terjadi? Adakah Allah akan mem-biarkan hamba dan kekasihNYA begitu saja? Tidak… Ternyata, ketika dia keluar dari kamar mandi, Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan untuknya sebuah karunia yang besar, yang tetap melekat di tubuhnya sampai dia meninggal dunia.

Allah telah memberikan untuknya aroma yang harum semerbak yang tercium dari tubuhnya. Semua orang dapat mencium aroma tersebut dari jarak beberapa meter. Sampai akhirnya dia mendapat julukan “al-miski” (yang harum seperti kasturi). Subhanallah, memang benar, Allah telah memberikan untuknya sebagai ganti dari bau kotoran yang dapat hilang dalam sekejap dengan aroma wangi yang dapat tercium sepanjang masa.

Alhamdulillahirabbil 'alamiin

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuuh

---ooo000ooo---

Mereka Akhirnya Harus Ikhlas Menerima Dan Melepas Kembali..


Selamat jalan malaikat kecilku, tunggu ayah dan ibu di surga.”

Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuuh

Bagaimana usaha dan keinginan mereka untuk memperoleh momongan, perasaan bahagia mereka mempersiapkan kehadiran bayi mungil yang akan segera memanggil mereka dengan sebutan ayah dan ibu.” 

Bayi yang hanya sempat melihat dunia selama 30 menit.  Proses kelahiran dilakukan secara Sectio Caesar seminggu, karena sebelumnya keadaan bayi memang sudah lemah, pengapuran plasenta mengakibatkan malfungsi plasenta yang berakibat asupan nutrisi dan oksigen yang semestinya diterima janin menjadi terhambat.

Hal ini menjadi berbahaya karena terlambat diketahui oleh si ibu dan pengapuran yang terjadi sudah sedemikian parah mendekati hari kelahiran di tambah dengan jumlah air ketuban yang terlalu banyak dan keruh. Cairan ketuban diproduksi oleh selama kehamilan kemudian akan bertambah dengan produksi cairan janin, yaitu seni janin. Sejak usia kehamilan 12 minggu, janin mulai minum air ketuban dan mengeluarkannya kembali dalam bentuk air seni.

“Setidaknya aku sudah pernah merasakan menjadi ibu selama 30 menit dan apapun jalan yang diberikan oleh Allah, nanti akan menjadi jalan yang terbaik kata-kata luar biasa yang aku dengar dari seorang ibu yang baru saja kehilangan anaknya. Rasa iklhas, sabar dan keyakinan yang penuh pada Yang Maha Pembuat hidup telah menguatkan mereka.

 Menjadi ibu bukan hanya sekadar memiliki anak dan merawat serta menjaga mereka menjadi besar. Menjadi ibu juga berarti berani dengan penuh cinta melepaskan anak ke tangan nasib atau merelakan anak melangkah di jalan takdirnya. Seorang anak yang kehilangan ibu disebut sebagai anak piatu, atau kehilangan ayah disebut yatim, atau bahkan kehilangan kedua orangtuanya disebut yatim piatu. Tapi tidak ada nama apapun yang dapat diberikan untuk seorang ibu yang kehilangan anaknya, mungkin karena peristiwa ini terlalu menyedihkan untuk dinamai, bagai hantapan kesedihan yang tidak berperi.

----- 
 Melepaskan bukan berarti tidak mencintai, tapi melepaskan terkadang menjadi bentuk cinta tertinggi yang bisa diberikan oleh seorang bunda kepada anaknya. InsyaAllah sekarang dedek azam sedang tersenyum di tempat yang terbaik di sisiNya, amin.
------ 
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuuh

(By : Dyah Ayu Paramita)
----ooo000ooo---




Perjuangan seorang ibu .



Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuuh

Ada Sebuah keluarga yang sangat miskin, yang memiliki seorang anak laki-laki. Ayahnya sudah meninggal dunia, tinggalah ibu dan anak laki-lakinya untuk saling menopang.

Ibunya bersusah payah seorang diri membesarkan anaknya, saat itu kampung tersebut belum memiliki listrik. Saat membaca buku, sang anak tersebut diterangi sinar lampu minyak, sedangkan ibunya dengan penuh kasih menjahitkan baju untuk sang anak.

Saat memasuki musim kemarau , sang anak memasuki sekolah menengah atas.

Tetapi justru saat itulah ibunya menderita penyakit rematik yang parah sehingga tidak bisa lagi bekerja disawah.

Saat itu setiap bulannya murid-murid diharuskan membawa tiga puluh kg beras untuk dibawa kekantin sekolah. Sang anak mengerti bahwa ibuya tidak mungkin bisa memberikan tiga puluh kg beras tersebut.

Dan kemudian berkata kepada ibunya: " Ma, saya mau berhenti sekolah dan membantu mama bekerja disawah". Ibunya mengelus kepala anaknya dan berkata : "Kamu memiliki niat seperti itu mama sudah senang sekali tetapi kamu harus tetap sekolah. Jangan khawatir, kalau mama sudah melahirkan kamu, pasti bisa merawat dan menjaga kamu. Cepatlah pergi daftarkan kesekolah nanti berasnya mama yang akan bawa kesana".

Karena sang anak tetap bersikeras tidak mau mendaftarkan kesekolah, mamanya menampar sang anak tersebut. Dan ini adalah pertama kalinya sang anak ini dipukul oleh mamanya.

Sang anak akhirnya pergi juga kesekolah. Sang ibunya terus berpikir dan merenung dalam hati sambil melihat bayangan anaknya yang pergi menjauh.

Tak berapa lama, dengan terpincang-pincang dan nafas tergesa-gesa Ibunya datang kekantin sekolah dan menurunkan sekantong beras dari bahunya.

pengawas yang bertanggung jawab menimbang beras dan membuka kantongnya dan mengambil segenggam beras lalu menimbangnya dan berkata : " Kalian para wali murid selalu suka mengambil keuntungan kecil, kalian lihat, disini isinya campuran beras dan gabah. Jadi kalian kira kantin saya ini tempat penampungan beras campuran". Sang ibu ini pun malu dan berkali-kali meminta maaf kepada ibu pengawas tersebut.

Awal Bulan berikutnya ibu memikul sekantong beras dan masuk kedalam kantin. Ibu pengawas seperti biasanya mengambil sekantong beras dari kantong tersebut dan melihat. Masih dengan alis yang mengerut dan berkata: "Masih dengan beras yang sama". Pengawas itupun berpikir, apakah kemarin itu dia belum berpesan dengan Ibu ini dan kemudian berkata : "Tak perduli beras apapun yang Ibu berikan kami akan terima tapi jenisnya harus dipisah jangan dicampur bersama, kalau tidak maka beras yang dimasak tidak bisa matang sempurna.

Selanjutnya kalau begini lagi, maka saya tidak bisa menerimanya" .

Sang ibu sedikit takut dan berkata : "Ibu pengawas, beras dirumah kami semuanya seperti ini jadi bagaimana? Pengawas itu pun tidak mau tahu dan berkata : "Ibu punya berapa hektar tanah sehingga bisa menanam bermacam- macam jenis beras". Menerima pertanyaan seperti itu sang ibu tersebut akhirnya tidak berani berkata apa-apa lagi.

Awal bulan ketiga, sang ibu datang kembali kesekolah. Sang pengawas kembali marah besar dengan kata-kata kasar dan berkata: "Kamu sebagai mama kenapa begitu keras kepala, kenapa masih tetap membawa beras yang sama. Bawa pulang saja berasmu itu !".

Dengan berlinang air mata sang ibu pun berlutut di depan pengawas tersebut dan berkata: "Maafkan saya bu, sebenarnya beras ini saya dapat dari mengemis". Setelah mendengar kata sang ibu, pengawas itu kaget dan tidak bisa berkata apa-apa lagi. Sang ibu tersebut akhirnya duduk diatas lantai, menggulung celananya dan memperlihatkan kakinya yang sudah mengeras dan membengkak.

Sang ibu tersebut menghapus air mata dan berkata: "Saya menderita rematik stadium terakhir, bahkan untuk berjalan pun susah, apalagi untuk bercocok tanam. Anakku sangat mengerti kondisiku dan mau berhenti sekolah untuk membantuku bekerja disawah. Tapi saya melarang dan menyuruhnya bersekolah lagi."

Selama ini dia tidak memberi tahu sanak saudaranya yang ada dikampung sebelah. Lebih-lebih takut melukai harga diri anaknya.

Setiap hari pagi-pagi buta dengan kantong kosong dan bantuan tongkat pergi kekampung sebelah untuk mengemis. Sampai hari sudah gelap pelan-pelan kembali kekampung sendiri. Sampai pada awal bulan semua beras yang terkumpul diserahkan kesekolah.

Pada saat sang ibu bercerita, secara tidak sadar air mata Pengawas itupun mulai mengalir, kemudian mengangkat ibu tersebut dari lantai dan berkata: "Bu sekarang saya akan melapor kepada kepala sekolah, supaya bisa diberikan sumbangan untuk keluarga ibu." Sang ibu buru- buru menolak dan berkata: "Jangan, kalau anakku tahu ibunya pergi mengemis untuk sekolah anaknya, maka itu akan menghancurkan harga dirinya. Dan itu akan mengganggu sekolahnya. Saya sangat terharu dengan kebaikan hati ibu pengawas, tetapi tolong ibu bisa menjaga rahasia ini."

Akhirnya masalah ini diketahui juga oleh kepala sekolah. Secara diam- diam kepala sekolah membebaskan biaya sekolah dan biaya hidup anak tersebut selama tiga tahun. Setelah Tiga tahun kemudian, sang anak tersebut lulus masuk ke perguruan tinggi qing hua dengan nilai 100 point.

Dihari perpisahan sekolah, kepala sekolah sengaja mengundang ibu dari anak ini duduk diatas tempat duduk utama. Ibu ini merasa aneh, begitu banyak murid yang mendapat nilai tinggi, tetapi mengapa hanya ibu ini yang diundang. Yang lebih aneh lagi disana masih terdapat tiga kantong beras.

Pengawas sekolah tersebut akhirnya maju kedepan dan menceritakan kisah sang ibu ini yang mengemis beras demi anaknya bersekolah.

Kepala sekolah pun menunjukkan tiga kantong beras itu dengan penuh haru dan berkata : "Inilah sang ibu dalam cerita tadi."

Dan mempersilakan sang ibu tersebut yang sangat luar biasa untuk naik keatas mimbar.

Anak dari sang ibu tersebut dengan ragu-ragu melihat kebelakang dan melihat gurunya menuntun mamanya berjalan keatas mimbar. Sang ibu dan sang anakpun saling bertatapan. Pandangan mama yang hangat dan lembut kepada anaknya. Akhirnya sang anak pun memeluk dan merangkul erat mamanya dan berkata: "Oh Mamaku...... ......... ...

Hikmah:----
Pepatah mengatakan: "Kasih ibu sepanjang masa, sepanjang jaman dan sepanjang kenangan" Inilah kasih seorang Ibu yang terus dan terus memberi kepada anaknya tak mengharapkan kembali dari sang anak. Kemuliaan seorang Ibu demi menghidupi sang anak berkerja tak kenal lelah dengan satu harapan sang anak mendapatkan kebahagiaan serta sukses dimasa depannya.
Mulai sekarang, katakanlah kepada Ibu dimanapun Ia berada dengan satu kalimat: " Terimakasih Ibu.. Aku Mencintaimu, Aku Mengasihimu. .. selamanya".

---- 
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuuh

---ooo000ooo---