Bimsmillahirrahmanirrahiim
Assalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuuh
Salah
satu amalan yang harus diamalkan umat Islam adalah menjauhi sifat iri hati,
dengki dan hasad. Menjauhi sifat-sifat yang bagaikan virus itu, merupakan
bagian dari sikap yang harus dilakukan umat Islam. Sebab hal itu bukan saja
merugikan bagi yang menjadi sasaran dengki dan hasad, tetapi juga merugikan diri
orang itu sendiri.
Ada
kisah tentang tingkah laku seorang sahabat sahabat yang oleh Nabi
Muhammad saw dijamin bakal menjadi penghuni surga yang kekal. Kisahnya
demikian.
Rasulullah
pada suatu ketika duduk bersama sahabat. Saat itu lewatlah sahabat lain. Sahabat
itu tidak menonjol, biasa saja,. Tetapi kepada para sahabat yang lain, Nabi
berkata tentang sahabat yang satu ini. “Dia adalah seorang lelaki calon
penghuni surga,” kata beliau sambil menunjuk lelaki itu.
Mendengar
itu, Abdullah bin Umar menjadi penasaran. Ia berupaya mengetahui rahasia
kehidupan orang yang dipastikan oleh Nabi sebagai penghuni surga itu. “Apa
amalan lelaki Anshar ini, dan apa pula kelebihannhya,” kata Abdulah dalam hati.
Untuk
menyelidiki orang tersebut, Abdullah bin Umar pun meminta diperbolehkan tinggal
selama beberapa hari di rumah sahabat yang dikatakan Nabi calon penghuni surga
itu. “Jika tidak keberatan, aku ingin tinggal bersamamu untuk beberapa hari
saja,” katanya. “Ada apa dengan kamu?”
“Aku
baru saja bertengkar dengan ayahku. Dan aku bersumpah tidak ingin bertemu
dengannya selama tiga hari ini,” kata Abdullah berbohong. “Boleh, silahkan
kapan saja dan berapa lama pun bisa,” kata sahabat itu dengan ramah.
Selama
tiga hari itu, diamatinya tingkah laku dan tindak tanduk sahabat itu dalam
kehidupan sehari-harinya. Namun, setelah beberapa hari tinggal beberapa hari di
rumah sahabat itu, Abdullah tidak menyaksikan kelebihan amalan atas sahabat
itu. Ia menyaksikan kehidupan bakal penghuni surga itu biasa-biasa saja, amalan
shalatnya pun biasa-biasa saja.
Saat
hendak pamit, Abdullah terpaksa “membuka kartu” dan bertanya kepada tuan rumah
bakal penghuni surga itu. “Saudaraku, sebenarnya aku tidak apa-apa dengan
ayahku,” kata Abdullah. “Lalu ada apa kau tidur di rumahku?” tanya lelaki Anshar
itu. “Beberapa hari yang lalu, ketika kami sedang berkumpul dengan Nabi di
masjid, beliau mengatakan bahwa sebentar lagi akan ada orang Anshar calon
penghuni surga masuk ke masjid itu. Dan laki-laki Anshar yang disebut-sebut
Rasulullah itu adalah kamu.”
“Ah,
benarkah begitu?” kata lelaki Anshar itu merendahkan diri. “Benar, Nabi berkata
begitu. Cuma kini kami ingin tahu, apa sebenarnya amalan tuan sehingga
Rasulullah memastikan tuan akan masuk surga?” tanya Abdullah.
“Oh,
jadi selama ini kamu menyelidiki aku ya?”
“Ya,”
katanya terus terang.
“Tak
ada amalan khusus yang aku amalkan. Beginilah kehidupan saya sehari-hari
sebagaimana yang anda saksikan sendiri beberapa hari di sini.” Kata sahabat
Anshar itu. Mendengar jawaban itu, Abdullah semakin penasaran. “Tetapi masih
ada sesuatu yang anda rahasiakan kepadaku.”
Pada
akhirnya orang bakal penghuni surga itu juga ikut ”membuka kartu” dan
mengungkapkan apa adanya. “Sesungguhnya yang aku amalkan dari ajaran Nabi
adalah biasa saja. Aku berusaha sekuat tenaga tidak akan melakukan perbuatan
yang merugikan sesama kaum Muslimin. Aku berusaha selalu berusaha membersihkan
hatiku dengan tidak pernah memiliki sifat iri hati serta menaruh rasa dengki
dan hasad kepada orang lain sepanjang hidupku. Apalagi hasad terhadap kenikmatan
yang diterima orang lain.
“Hanya
itu?” tanya Abdullah. “Ya,” jawabnya.
Mendengar
pengakuan jujur lelaki itu, Abdullah bin Umar semakin takjub mendengarnya.
Secara lahiriah, amalan lelaki Anshar itu tak terlalu istimewa. Tetapi secara
rohaniah, amalan itu sungguh luar biasa. Bukankah memang banyak orang yang
mampu menunaikan shalat tetapi tak mampu menjaga hatinya dari rasa iri, dengki,
hasad dan prasangka buruk kepada orang lain.
“Subhanallah,
rupanya inilah amalan utama yang telah menjadikan dirimu mendapat kemuliaan di
surga,” kata Abdullah di dalam hati sambil berpamitan meninggalkan rumah lelaki
itu.
Begitulah
rahasia yang ditemukan Abdullah bin Umar pada sahabat itu, sehingga ia mendapat
jaminan Rasulullah akan menjadi penghuni surga. Kuncinya tidak iri hati, hasad,
dan dengki kepada orang lain.
Amalan
shalat sebanyak apapun tidak akan berguna jika di dalam hati orang itu masih
terdapat sifat dengki dan iri hati. Orang yang terpuji di sisi Allah adalah
orang yang menjalankan shalat dengan ikhlas dan menjauhi sifat dengki dan hasad
seperti sahabat itu..
Wassalamualaikum Warahmatullahi
Wabarakatuuh
---ooo000ooo---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar