Senin, 11 Juni 2012

Pengabdian Yang Luar Biasa *Menjemput Rizky Diatas Kursi Roda*



(By : NADIA YULIANA)

Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuuh

Pertengahan 2000 merupakan masa terberat yang harus dihadapi Kundiarto (36). Segala cita-citanya musnah karena virus meningitis yang menyerang saraf dan mengakibatkan kedua kakinya lumpuh.

Siapa pun yang melihat sosok Kundiarto pasti tertegun menyaksikan kegigihan pria yang tabgah menjalani hidup. Dengan kondisi fisiknya yang tak sempurna, dia tetap tak mau berserah pada nasib. Dengan menggunakan kursi roda, Kundiarto berjualan. Kursi tersebut telah bertahun-tahun menemaninya mencari nafkah. Di atas kursi roda itulah, Kundiarto menjajakan dagangannya, yakni makanan dan minuman ringan jajanan anak-anak.

Kursi rodanya ditata sedemikian rupa. Di atas pegangan kursinya di letakkan papan dan keranjang untuk memajang barang dagangannya. Sedangkan di bagian bawah, ia tutupi dengan sehelai sajadah guna menutupi bagian kakinya yang tanpa sandal. Sedangkan pada besi bagian belakangnya, dia melekatkan payung hitam berukuran besar, untuk melindungi dirinya dari hujan dan terik matahari. “Bendera merah putih sengaja saya kaitkan dengan bunga-bunga yang terbuat dari kain, untuk penanda agar tidak tertabrak kendaraan,” katanya sambil tersenyum.

Di Jalan Karadenan, ia tengah melakukan perjalanan dari rumahnya ke sebuah Pondok Pesantren di daerah Kaumpandak, Kelurahan Karadenan, Kecamatan Cibinong. Jarak puluhan kilometer dia tempuh seorang diri dengan cara itu.

Dalam satu minggu, Kundiarto terbiasa melakukan perjalanan panjang satu atau dua hari untuk mencari penghasilan lebih serta menunaikan hobinya berpetualang.
Kundiarto tak melewatkan pesantren atau sekolahan yang menggelar acara. Ditempat seperti itu, dagangan akan laku banyak sehingga ia mendapatkan keuntungan yang berlipat. Pria paruh baya ini mendapat informasi mengenai acara-acara tersebut dari radio.

Lantas apa yang memotivasinya pria yang sebelumnya berprofesi sebagai office boy (OB) di sebuah perusahaan Korea di Jakarta itu?
 Padahal, dengan kondisinya yang seperti sekarang ini, dia bisa saja berdiam diri di rumah.

----

“Saya ingin membahagiakan keluarga saya. Insyaallah ke depan akan lebih baik. Saya ingin kuliah dan mengajar,” tuturnya lirih.

----------

Menempuh Ribuan Meter, Bawa Pulang Rp10 Ribu per Hari

Demi memenuhi kebutuhan hidup istri dan ayahnya, setiap hari Kundiarto rela menempuh jarak ratusan meter dari kediamannya di Desa Bojonggede RT 02/13, ke SDN Bojonggede 06 untuk menjajakan dagangan. Jarak tersebut ia tempuh hanya dengan menggunakan kursi roda yang telah menemaninya sejak bertahun-tahun.

Di atas kursi roda itulah dia menjajakan makanan dan minuman ringan serta jajanan anak-anak. Jarak yang ditempuh pun tak main-main, yakni ratusan hingga ribuan meter demi mendapatkan untung yang rata-rata hanya Rp10 ribu per hari. Berbekal keyakinan serta keikhlasan hati dalam menjalankan hidup, Kundiarto tak gentar dengan cibiran orang lain.



Ingin Teruskan Kuliah dan Menjadi Guru

Suami dari Supraptini (40) itu menuturkan impiannya. Dia ingin sekali menjadi guru dan meneruskan kuliahnya yang dulu terhenti akbiat kondisi fisik dan ekonomi yang tidak memungkinkan. Tahun 2005 lalu, ia memberanikan diri berkuliah di sebuah perguruan tinggi Islam di Jakarta dengan jurusan Tarbiyah.

“Namun hanya bertahan satu semester. Saya waktu itu belum punya kursi roda. Karena tidak kuat harus naik-turun tangga kampus dengan tongkat, saya terpaksa berhenti,” kenangnya. Sebelumnya pun ia pernah mengajar mengaji. Namun lagi-lagi karena kondisi fisiknya, dia tak bisa meneruskan profesi itu.

Kundiarto bermimpi suatu saat nanti ada orang yang mau memberinya beasiswa untuk berkuliah. Sementara untuk urusan mencari nafkah, ia ingin sekali membuka kios atau warung kecil agar tak harus berkeliling lagi menggunakan kursi roda.  “Mudah-mudahan suatu saat nanti saya bisa punya kios untuk berjualan. Saat ini saya masih kesulitan modal,” katanya.

Kendati hidup serba sulit, Kundiarto tak pernah mengeluh. Selama bercerita, dia tak sedikit pun mengeluarkan kata-kata penyesalan akan nasib yang diterimanya. Justru ia terus mengumbar senyum. Di sela-sela barang dagangannya, Kundiarto menyimpan dua botol berukuran satu liter berisi air wudu. Ada pula sejadah dan peci. “Itu untuk saya salat. Saya salat sambil duduk di kursi roda,” pungkasnya. Karena tak mampu berdiri, Kundiarto terpaksa menggunakan plastik yang ia simpan di balik celananya untuk menampung air seni.

Walau  Demikian Kundiarto Tetap pantang dan menghindar dari sifat-2 Umum
 Manusia  seperti difirmankan Allah SWT dibawah ini :

” Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan dia berkeluh – kesah dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir. ( Al Ma’arij ,70 : 19 – 21 )

Semoga Perjuangan dan Cita-cita Kundiarto Tercapai….

”Wahai Allah SWT,Anugerahkan Rizky Yang Berlimpah  , Kebahagiaan Serta Wujudkan  Cita-citanya yang Mulia. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui,Melihat Lagi Penyayang.” Maha Benar Allah Dengan Segala Firman-Nya.. Amiiin YRA
    
Selamat Berjuang Saudara ku..

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuuh 
---ooo000ooo---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar