Assalamualaikum..
Bismillahi Rahmani Rahiim..
Dengan tergopoh-gopoh, isteri Al-Qamah menghadap Rasulullah
SAW mengabarkan suaminya sakit keras. Beberapa hari mengalami naza' tapi tak
juga sembuh. "Aku sangat kasihan kepadanya ya Rasulullah," ratap
perempuan itu.
Mendengar pengaduan wanita itu Nabi SAW merasa iba di hati.
Beliau lalu mengutus sahabat Bilal, Shuhaib dan Ammar untuk menjenguk keadaan
Al-Qamah. Keadaan Al-Qamah memang sudah dalam keadaan koma. Sahabat Bilal lalu
menuntunnya membacakan tahlil di telinganya, anehnya seakan-akan mulut Al-Qamah
rapat terkunci. Berulang kali dicoba, mulut itu tidak mau membuka sedikitpun.
Tiga sahabat itu lalu bergegas pulang melaporkan kepada
Rasulullah SAW tentang keadaan Al-Qamah.
"Sudah kau coba menalqin di telinganya?" tanya
Nabi.
"Sudah Rasulullah, tetapi mulut itu tetap terbungkam
rapat," jawabnya.
"Biarlah aku sendiri datang ke sana", kata Nabi.
Begitu melihat keadaan Al-Qamah tergolek diranjangnya, Nabi
bertanya kepada isteri Al-Qamah :
"Masihkah ada kedua orang tuanya?" tanya Nabi.
"Masih ya Rasulullah," tetapi tinggal ibunya yang
sudah tua renta," jawab isterinya.
"Di mana dia sekarang?"
"Di rumahnya, tetapi rumahnya jauh dari sini."
DIBAKAR SAJA
-----------------
Tanpa banyak bicara , Rasulullah SAW lalu mengajak
sahabatnya menemui ibu Al-Qamah mengabarkan anaknya yang sakit parah.
"Biarlah dia rasakan sendiri", ujar ibu Al-Qamah.
"Tetapi dia sedang dalan keadaan sekarat, apakah ibu
tidak merasa kasihan kepada anakmu ?" tanya Nabi.
"Dia berbuat dosa kepadaku," jawabnya singkat.
"Ya, tetapi maafkanlah dia. Sudah sewajarnya ibu
memaafkan dosa anaknya," bujuk Nabi.
"Bagaimana aku harus memaafkan dia ya Rasulullah jika
Al-Qamah selalu menyakiti hatiku sejak dia memiliki isteri," kata ibu itu.
"Jika kau tidak mau memaafkannya, Al-Qamah tidak akan
bisa mengucap kalimat syahadat, dan dia akan mati kafir," kata Rasulullah.
"Biarlah dia ke neraka dengan dosanya," jawab ibu
itu.
Merasa bujukannya tidak berhasil meluluhkan hati ibu itu,
Rasulullah lalu mencari kiat lain. Kepada sahabat Bilal Nabi berkata :
"Hai bilal, kumpulkan kayu bakar sebanyak-banyaknya," perintah Nabi.
"Untuk apa kayu bakar itu Rasulullah," tanya Bilal
keheranan.
"Akan kugunakan untuk membakar Al-Qamah, dari pada dia
hidup tersiksa seperti itu, jika dibakar dia akan lebih cepat mati, dan itu
lebih baik karena tak lama menanggung sakit", jawab Rasulullah.
Mendengar perkataan Nabi itu, ibu Al-Qamah jadi tersentak.
Hatinya luluh membayangkan jadinya jika anak lelaki di bakar hidup-hidup. Ia
menghadap Rasulullah sambil meratap, "Wahai Rasulullah, jangan kau bakar
anakku," ratapnya.
Legalah kini hati Rasulullah karena bisa meluluhkan hati
seorang ibu yang menaruh dendam kepada anak lelakinya. Beliau lalu mendatangi
Al-Qamah dan menuntunnya membaca talkin. Berbeda dengan sebelumnya, mulut
Al-Qamah lantas bergerak membacakan kalimat dzikir membaca syahadat seperti
yang dituntunkan Nabi. Jiwanya tenang karena dosanya telah diampuni ibu
kandungnya. Al-Qamah kemudian menghembuskan nafasnya yang terakhir dengan fasih
mengucapkan kalimat syahadat. Ia meninggal dalam keadaan khusnul khatimah.
" Surga ada di bawah telapak kaki Ibu "
Wassalam
Oleh : Al-Islam -
Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar